Rajin Shalat Tapi Dicatat Sebagai Orang Yang Tidak
Melakukan Shalat
Rasulullah SAW pernah menyampaikan kekhawatiran
tentang sesuatu yang di kemudian hari bisa menjangkiti umatnya.
Beliau bersabda, "Sesungguhnya ada sesuatu yang paling
aku takutkan di antara sesuatu yang paling aku takutkan menimpa umatku kelak,
yaitu syirik kecil. Para sahabat bertanya, "Apakah syirik kecil itu?"
Beliau menjawab, "Riya". (HR. Ahmad)
Dalam sebuah hadis diceritakan pula bahwa di akhirat
kelak, akan ada sekelompok orang yang
mengeluh, merangkak, dan menangis. Mereka berkata, "Ya Allah di dunia kami
rajin melakukan shalat, tapi kami dicatat sebagai orang yang tidak mau
melakukan shalat."
Para malaikat menjawab, "Tidakkah kalian ingat
pada waktu kalian melakukan shalat kalian bukan mengharap ridha Allah, tapi
kalian mengharap pujian dari manusia, kalau itu yang kalian cari, maka carilah
manusia yang kau harapkan pujiannya itu."
Kualitas sebuah amal berbanding lurus
dengan kualitas niat yang melatarbelakanginya. Bila niat kita lurus, lurus pula
amal kita. Namun, bila niat kita bengkok, amal kita pun akan bengkok.
Saat ini kita kebanyakan shalat kita hanya ingin menunjukan kepada lingkungan atau
komunitas sekitar kita bahwa kita adalah seorang Islam. Kebutuhan shalat di
masjid juga hanya sekedar mrnjaga agar hubungan dengan rekan atau teman tetap
terjaga, bukan dalam rangka memaknai shalat itu sendiri. Bahkan tidak jarang
shalat menjadi lalai jika kita dihadapkan pada kesibukan luar biasa. Kebutuhan
penyelesaian masalah duniawi menjadi nomor satu dibanding melaksanakan shalat
tepat pada waktunya.
Agar niat kita senantiasa lurus dan ikhlas, alangkah
baiknya apabila kita menghayati kembali janji-janji yang selalu kita ucapkan saat
shalat, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk
Allah seru sekalian alam."
Republika Online. Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar